Blog and News

27 June 2024 Muftia Parasati

Event-Driven Architecture: Solusi Sistem IT yang Responsif

Event-driven architecture (EDA) menjadi salah satu desain software yang populer digunakan pada aplikasi modern. EDA menekankan respon dan skalabilitas secara real-time, yang mana cocok digunakan untuk industri yang kebutuhan bisnisnya selalu berubah-ubah. Dalam EDA, alur informasi ditentukan oleh event, yang nantinya akan memicu tindakan untuk merespon event tersebut. 

Pemisahan komponen dalam EDA memungkinkan komunikasi asinkron, di mana sistem dapat menjadi lebih fleksibel, adaptif, dan tangguh dalam menangani proses bisnis yang kompleks. Kenali lebih lanjut tentang apa itu event-driven architecture (EDA) serta keuntungan menerapkan pola desain ini ke aplikasi Anda.

Apa Itu Event-Driven Architecture?

Event-driven architecture (EDA) adalah pola desain software yang memungkinkan sistem pada berbagai aplikasi yang terpisah untuk mendeteksi, mengelola, memproses, dan bereaksi pada sebuah event secara real-time. Event dalam EDA diartikan sebagai perubahan peristiwa yang tercatat oleh aplikasi atau perangkat serta dibagikan dengan aplikasi atau perangkat lainnya. Event juga merujuk pada hal apapun yang terjadi di dalam sistem, seperti misalnya pembelian dari pelanggan, pembaruan data inventaris, menambah produk ke keranjang, dan sebagainya. 

Desain event-driven architecture menggunakan event untuk berkomunikasi antar layanan terpisah. Model event-driven architecture merupakan solusi ideal untuk mengelola data dalam jumlah besar dan kecepatan tinggi serta meresponnya secara real-time.

Bagaimana Cara Kerja Event-Driven Architecture?

Komponen utama dalam event-driven architecture terdiri atas dua komponen, yaitu:

  • Event Producer/Publisher: Producer menghasilkan event dan mengirimkannya ke seluruh sistem. Contoh event producer adalah user interface, sensor, atau sistem lain yang bisa mendeteksi dan menghasilkan perubahan kondisi pada sistem.
  • Event Consumer/Subscriber: Consumer mengelola pemrosesan pekerjaan di dalam EDA. Consumer menyimak event channel dan bereaksi saat ada event yang muncul. Reaksi ini dapat berupa memperbarui database atau melakukan logging informasi.

Saat event producer mendeteksi masuknya event, maka event tersebut akan dikirimkan dari event producer ke event consumer melalui event channels, di mana event processing platform akan memproses event yang masuk secara asinkron. Karena tidak saling terkait, event producer tidak akan mengetahui consumer maupun hasil dari event tersebut. Event consumers perlu mengetahui kapan sebuah event terjadi Consumer dapat memproses event atau terdampak oleh event. Selanjutnya, event processing platform akan menjalankan respon yang tepat dan mengirimkan aktivitas ke consumer yang tepat. Di sinilah hasil dari pemrosesan event terlihat.

Apa Bedanya Event-Driven Architecture dengan Microservices?

Event-driven architecture (EDA) dan microservices adalah dua konsep yang sering kali tertukar karena sama-sama berfokus pada desain yang modular dan berskala kecil. Namun, perbedaan utama keduanya terletak pada cara komunikasi antar layanan. EDA mengutamakan penggunaan event sebagai pemicu untuk berbagi data antar layanan. Sementara microservices berfokus pada komunikasi antar layanan secara langsung melalui jaringan.

Event-driven architecture (EDA berfokus pada pengiriman event antara berbagai komponen aplikasi yang berjalan secara independen. Artinya, komponen-komponen dalam EDA berkomunikasi tanpa harus bergantung secara langsung satu sama lain. Hal ini memungkinkan skalabilitas yang lebih baik dan fleksibilitas yang lebih tinggi dalam pengembangan aplikasi.

Sementara microservices mendefinisikan aplikasi sebagai serangkaian layanan independen yang berjalan secara terpisah. Setiap layanan dapat dikembangkan dan dijalankan secara terpisah tanpa harus tergantung pada layanan lainnya. Microservices memungkinkan adanya isolasi antara komponen-komponen dalam aplikasi, sehingga setiap perubahan hanya memengaruhi layanan yang bersangkutan tanpa mempengaruhi keseluruhan aplikasi.

Apa Saja Keuntungan Memakai Event-Driven Architecture?

Penerapan event-driven architecture berkaitan erat dengan respon secara real-time untuk menanggapi event-event yang masuk ke sistem, yang mana menjadi keuntungan bagi perusahaan yang selalu membutuhkan data dengan cepat. Ada pula beberapa keuntungan lainnya dari penerapan event-driven architecture pada proses pengembangan software, yaitu:

Respon Secara Real-Time

Salah satu keuntungan utama dalam memakai EDA adalah respon terhadap event secara real-time. Event seperti notifikasi sistem, pesanan baru dari pelanggan, atau interaksi pelanggan lainnya, dideteksi dan diproses dengan hampir mendekati real-time tanpa delay yang signifikan. Cara ini memungkinkan sistem untuk merespon perubahan dengan cepat hingga mempercepat pengambilan keputusan. Hal ini membuat EDA cocok dipakai untuk menangani pemrosesan data yang dibutuhkan dengan cepat, seperti real-time monitoring atau pada sistem keuangan.

Skalabilitas yang Lebih Baik

EDA memiliki prinsip decoupling, di mana komponen sistem hanya berkomunikasi melalui event tanpa harus bergantung secara langsung. Hal ini mendukung sistem agar lebih fleksibel, mudah dikembangkan, serta lebih tangguh dalam menghadapi kesalahan. Pada EDA, komponen baru dapat ditambahkan atau dimodifikasi tanpa mempengaruhi komponen lainnya. Perusahaan dapat lebih mudah dalam mengakomodasi kebutuhan bisnis yang kian dinamis.

Menghemat Biaya

EDA merupakan model software yang bersifat push-based. Artinya, setiap event terjadi secara on-demand ketika event hadir dan terdeteksi di dalam sistem. Jadi, perusahaan tidak perlu membayar untuk pengecekan event secara terus-menerus. Selain itu, EDA sebagai sistem yang dapat merespon perubahan event dengan cepat dan efisien dapat mengurangi biaya operasional yang terkait dengan infrastruktur dan pengelolaan data. 

Integrasi Mulus Antar Sistem yang Berbeda

Berbagai sistem dan komponen berbeda dalam EDA berkomunikasi melalui event, sehingga memudahkan pertukaran data pada sistem yang berbeda. Jadi, event dapat dihasilkan dan diproses oleh beragam sistem tanpa memperhatikan perbedaan teknologi maupun bahasa pemrograman di balik sistem tersebut. 

Toleransi Kesalahan yang Lebih Baik

Keuntungan lainnya yang tidak kalah penting dari implementasi EDA adalah toleransi kesalahan yang lebih baik. Dalam hal ini, jika suatu komponen gagal memproses event, maka komponen lainnya tidak akan ikut gagal. Untuk model software dengan sistem terdistribusi seperti EDA, keuntungan ini memastikan bahwa kesalahan di satu sistem tidak akan mempengaruhi keseluruhan arsitektur.

PhinCon: Partner Terpercaya untuk Penerapan Event-Driven Architecture yang Efektif

Bagi Anda yang tertarik menerapkan event-driven architecture, PhinCon merupakan partner terpercaya untuk implementasi sistem berbasis event-driven. Layanan event streaming dari PhinCon mampu mengelola aliran data dalam jumlah besar dari sistem cloud, on-premises, hingga Internet of Things (IoT). Dengan penerapan EDA, Anda dapat menanggapi perubahan dengan sigap, terutama jika berhubungan dengan permintaan pelanggan serta tren industri yang kian berubah. Maka dari itu, EDA dapat membantu Anda dalam memaksimalkan potensi bisnis hingga menciptakan keunggulan bisnis di tengah persaingan bisnis yang ketat.

Untuk informasi lebih lanjut seputar event-driven architecture, jangan ragu untuk menghubungi PhinCon melalui email marketing@phintraco.com

Editor: Cardila Ladini