Blog and News

24 August 2023 Adisty Fachrani Santoso

Metode Agile: Revolusi Efisiensi Dalam Pengembangan Teknologi

Kemajuan teknologi dalam dunia bisnis bukan hanya tentang mengikuti tren, tetapi juga mencakup tentang menciptakan nilai tambah yang bermanfaat bagi perusahaan dan pelanggan. Maka dari itu, perusahaan perlu merencanakan dan mengelola penggunaan teknologi dengan baik untuk mencapai tujuan bisnis. Salah satu hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk menunjang perkembangan teknologi adalah dengan mengimplementasikan metode agile.

Metode ini telah mengubah cara operasi perusahaan berjalan dalam pengembangan teknologi dan telah membawa perubahan yang substansial dalam hal meningkatkan efisiensi, meningkatkan kolaborasi, dan memungkinkan fleksibilitas dalam merespons perubahan. Oleh karena itu, banyak perusahaan telah beralih ke pendekatan agile untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam mengembangkan produk dan layanan teknologi.

Simak artikel ini untuk mengetahui apa itu agile dan berbagai informasi lebih lengkap terkait metode agile!

Apa Itu Agile?

Metode agile adalah jenis metode software development yang membantu mengantisipasi kebutuhan akan fleksibilitas dan menerapkan tingkat pragmatisme pada perilisan produk yang sudah jadi. Pengembangan perangkat lunak yang efektif membutuhkan perubahan budaya pada perusahaan karena hal ini menekankan pada produksi yang lancar dari beberapa komponen software dan bukan pada keseluruhan aplikasi. Metode agile sebagian besar telah menggantikan waterfall sebagai metodologi pengembangan paling populer di sebagian besar perusahaan. 

Mengapa Agile Software Development Lebih Baik?

Agile dapat membantu memastikan tim development menyelesaikan proyek tepat waktu dan sesuai dengan anggaran. Hal ini memungkinkan tim development untuk membuat perubahan dengan cepat dan mudah tanpa mempengaruhi timeline proyek secara keseluruhan. Agile jauh lebih fleksibel dan dapat bereksperimen dengan arah yang jadwal. Dibandingkan dengan jadwal yang tetap, Agile menggunakan jadwal yang beradaptasi seiring dengan berjalannya proyek.

Tidak hanya itu, metode ini melibatkan klien dalam pengembangan proyek di setiap langkah, sehingga pemilik perusahaan diharapkan untuk terlibat serta memberikan umpan balik kepada tim pengembangan perangkat lunak seiring dengan kemajuan dalam berbagai fase proyek. Agile cocok untuk tim yang berencana untuk bergerak cepat serta  bereksperimen dengan arah. Agile bersifat fleksibel dan membutuhkan tim yang kolaboratif dan memiliki motivasi diri, serta sering melakukan check-in dengan pemilik bisnis dan pemangku kepentingan mengenai kemajuannya.

Apa Perbedaan Antara Agile dan Waterfall?

Agile dan waterfall adalah dua metode manajemen proyek yang terkenal. Keduanya populer dalam pengembangan perangkat lunak, tetapi masing-masing lebih cocok untuk jenis proyek yang berbeda. Perbedaan utamanya adalah Waterfall merupakan sistem kerja linier yang mengharuskan tim menyelesaikan fase proyek tertentu terlebih dahulu sebelum dapat melanjutkan ke fase berikutnya, sementara Agile mendorong tim untuk bekerja secara bersamaan pada fase proyek yang berbeda. 

Metode agile dikembangkan sebagai metode fleksibel yang memungkinkan dilakukannya perubahan arah bahkan di tahap akhir proses, serta mempertimbangkan masukan dari pemangku kepentingan selama proses berlangsung. Di agile, tim akan mengerjakan tahapan proyek secara bersamaan, seringkali dengan tenggat waktu jangka pendek. Selain itu, tim yang akan menentukan arah proyek. Hal ini dapat memberdayakan tim untuk termotivasi dan lebih produktif, namun juga membutuhkan tim yang lebih mandiri.

Sementara itu, metode waterfall adalah bentuk manajemen proyek linier yang ideal untuk proyek yang hasil akhirnya sudah ditetapkan dengan jelas sejak awal proyek. Dalam metode ini, harapan terhadap proyek dan hasil dari setiap tahap sudah jelas dan diperlukan untuk maju ke tahap berikutnya. Metode waterfall sering melibatkan struktur hirarkis dalam pengembangan proyek, sehingga sedikit kolaborasi antara tim. Selain itu, metode waterfall cenderung kurang responsif terhadap perubahan karena perubahan kebutuhan atau perubahan lingkungan seringkali sulit untuk diintegrasikan setelah fase awal proyek dimulai.

Apa Saja Langkah-Langkah Metode Agile Development?

Metode agile membantu tim dalam lanskap yang terus berkembang, namun tetap fokus pada penyampaian nilai bisnis yang efisien.  Budaya kolaboratif yang difasilitasi oleh agile development juga meningkatkan efisiensi di seluruh organisasi ketika tim bekerja sama dan memahami peran spesifik mereka dalam proses tersebut. Siklus pengembangan perangkat lunak Agile dapat dipecah menjadi enam langkah, diantaranya adalah: 

Concept

Tahap ini melibatkan identifikasi peluang bisnis di setiap proyek potensial, serta perkiraan waktu dan pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk menentukan prioritas dan menentukan proyek mana yang layak untuk dilaksanakan berdasarkan kelayakan teknis serta ekonomi.

Inception

Tahap ini mengidentifikasi anggota tim, menetapkan pendanaan dan persyaratan awal yang didiskusikan dengan pelanggan. Timeline juga harus dibuat untuk menguraikan berbagai tanggung jawab tim dan dengan jelas menentukan kapan pekerjaan diharapkan selesai untuk setiap sprint. Sprint adalah jangka waktu yang telah ditentukan di mana tugas-tugas tertentu harus selesai dan dalam kondisi siap untuk dievaluasi.

Iteration

Selanjutnya, tim mulai membuat software yang berfungsi atas dasar persyaratan dan feedback yang berkelanjutan. Siklus agile software development bergantung pada iteration – atau siklus single development – yang saling membangun dan mengarah ke langkah berikutnya dari keseluruhan proses development hingga proyek selesai. Umumnya, setiap iteration berlangsung antara dua hingga empat minggu, dengan tanggal penyelesaian yang ditentukan, tujuannya adalah agar produk berfungsi untuk diluncurkan di akhir iteration

Release 

Perilisan melibatkan pengujian QA akhir, penyelesaian setiap kekurangan yang tersisa, finalisasi sistem dan dokumentasi pengguna dan, pada akhirnya, pelepasan iteration akhir ke dalam produksi.

Production

Setelah rilis, langkah produksi berfokus pada dukungan berkelanjutan yang diperlukan untuk memelihara software. Tim pengembangan harus menjaga software agar tetap berjalan lancar sambil juga mengajari pengguna cara menggunakannya dengan tepat. Fase produksi berlanjut hingga dukungan berakhir atau produk direncanakan untuk dihentikan.

Retirement

Langkah terakhir mencakup semua aktivitas di akhir masa pakai, seperti memberitahu pelanggan dan migrasi akhir. Hal ini biasanya dilakukan ketika sistem perlu diganti dengan yang baru atau jika sistem sudah tua, tidak diperlukan, atau mulai bertentangan dengan model bisnis.

Apa yang Menyebabkan Penerapan Metode Agile Mengalami Kegagalan?

Banyak perusahaan yang beralih ke metode agile untuk mengimbangi banyaknya perubahan yang diminta oleh bisnis. Premis utama dari metode ini adalah melihat perubahan sebagai serangkaian perubahan bertahap yang berkesinambungan. “Sprint”, demikian sebutannya, dirancang untuk melakukan penyesuaian lebih kecil dalam periode waktu yang lebih singkat, biasanya hanya beberapa minggu. Hal ini berbeda dengan pendekatan Waterfall tradisional yang bertujuan untuk membuat perubahan yang lebih dramatis dalam jangka waktu yang lebih lama, seringkali dengan proyek yang berjalan selama beberapa tahun. 

Optimalkan Metode Agile Development Dengan Data Platform

Jangka waktu yang lebih singkat memberikan tekanan yang lebih besar pada tim operasional yang bertanggung jawab untuk mengembangkan data baru. PhinCon menawarkan solusi data platform Delphix yang dapat membantu perusahaan Anda mengatasi berbagai tantangan dari implementasi metode agile.  Delphix Agile Data Platform dirancang untuk menghilangkan kompleksitas, waktu tunggu, dan infrastruktur pendukung serta dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan.

Penghematan ini memungkinkan pengembangan yang lebih menyeluruh dan pengujian integrasi dilakukan untuk menjamin produk dengan kualitas lebih tinggi. Penghematan waktu juga berarti bahwa bisnis dapat mengadaptasi fungsi baru dengan lebih cepat, dan beradaptasi secara lebih efektif terhadap perubahan.