Blog and News

06 June 2024 Muftia Parasati

UX Designer: Ciptakan Efisiensi dan Kenyamanan dalam Aplikasi

Saat Anda baru mengunduh aplikasi, Anda mungkin sering diminta untuk membuat akun baru di aplikasi tersebut. Proses memasukkan data untuk pembuatan akun baru, membuat username dan password, menerima email konfirmasi, hingga berhasil masuk ke halaman utama, merupakan salah satu karya desain dari seorang UX designer

Seiring dengan perkembangan teknologi modern, berbagai sektor bisnis mulai merambah ke aplikasi untuk menjangkau pelanggan dengan lebih baik hingga meningkatkan kualitas pengalaman pelanggan. Di sinilah peran UX designer untuk mewujudkan target bisnis melalui aplikasi yang mudah dipakai. Kenali lebih lanjut tentang apa itu UX designer, perbedaannya dengan UI designer, hingga tugas dan skill yang dikuasai oleh sosok ini.

Apa Itu UX Designer?

UX (user experience) designer atau adalah sosok yang berperan dalam merancang pengalaman yang mudah dan menyenangkan bagi end-user atau pelanggan saat berinteraksi dengan sebuah aplikasi. Sosok ini juga memastikan setiap fitur di dalam aplikasi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara optimal. Maka dari itu, UX designer tidak hanya menciptakan produk aplikasi yang berfungsi dengan baik, tetapi juga user-friendly serta mudah digunakan. 

Dalam prosesnya, UX designer menggabungkan aspek psikologi dengan target bisnis yang ingin dicapai. Sosok ini bekerja sama dengan berbagai tim, mulai dari product manager, UI designer, hingga developer untuk memastikan aplikasi yang dibuat dapat menjembatani kebutuhan pelanggan dan perusahaan.

UX Designer vs UI Designer, Apa Bedanya?

UX designer dan UI designer adalah dua sosok yang seringkali tidak bisa dilepaskan dalam proses pembuatan aplikasi. Keduanya sama-sama berperan dalam menyajikan pengalaman pelanggan yang baik saat memakai aplikasi. Perbedaan UX designer dan UI designer terletak pada fokus pengerjaan.

Seorang UX designer berfokus pada keseluruhan pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan aplikasi. Sosok ini merancang bagaimana pelanggan dapat menyelesaikan sebuah tugas di dalam aplikasi hingga alur saat menyelesaikan berbagai tugas di dalam aplikasi. Dengan demikian, pelanggan bisa memiliki pengalaman yang memuaskan saat menggunakan aplikasi tersebut.

Sementara UI designer lebih berfokus pada aspek visual pada aplikasi. Misalnya adalah layout halaman, gambar, ikon, animasi, pemilihan warna, hingga penulisan pada aplikasi. UI designer memperhatikan bagaimana visual aplikasi ditampilkan di mata pelanggan. Sosok ini juga memastikan tampilan aplikasi tersebut dapat memandu pelanggan dalam menjelajahi fitur-fitur yang ada di aplikasi tersebut.

Apa Saja Tugas dari UX Designer?

Profesi UX designer perlu melakukan serangkaian tugas untuk menciptakan aplikasi yang bersifat user-centric. Beberapa tugas tersebut adalah:

Melakukan Riset Pengguna

Riset pengguna bertujuan untuk memahami kebutuhan, perilaku, hingga pain points yang dimiliki pengguna. Artinya, UX designer perlu mengetahui untuk siapa aplikasi ini dibuat. Dengan demikian, aplikasi yang akan dirancang dapat mengakomodasi aspek-aspek tersebut dan menciptakan pengalaman yang memuaskan. 

Untuk melakukan riset ini, dibutuhkan metode observasi yang beragam, sehingga dapat membuahkan hasil akurat. Contohnya adalah melalui kuisioner, studi lapangan, wawancara, dan lain sebagainya.

Menciptakan Persona Pengguna

Langkah berikutnya setelah melakukan riset pengguna adalah menciptakan berbagai persona yang diperkirakan akan menjadi pengguna aplikasi. Dalam hal ini, tindakan yang ingin dilakukan tiap persona akan dianalisis beserta alasannya. Detail informasi persona pengguna dapat meliputi nama, pekerjaan, demografi (usia, status hubungan, tempat tinggal, dan lain-lain), kebutuhan, pain points, sifat, hingga pola perilaku. 

Menyusun Information Architecture

Information architecture adalah proses menyusun struktur informasi agar mudah diakses dan dipahami oleh pengguna. Information architecture biasanya dibuat dalam bentuk bagan sebagai struktur navigasi yang logis, sehingga pengguna dapat menemukan apa yang mereka cari dengan mudah. 

Menyusun information architecture sangat penting untuk memastikan setiap konten dan fitur dibuat teratur, konsisten, dan mudah dicari. Sebagai contoh, pada halaman “Produk” di website e-commerce, pengguna akan menemukan detail produk seperti nama, gambar, deskripsi produk, harga produk, dan opsi untuk memasukkan produk ke keranjang.

Menciptakan User Flow dan Wireframe

Berbagai alat seperti user flow dan wireframe digunakan oleh UX designer untuk memetakan perjalanan pelanggan saat berinteraksi dengan sebuah produk. User flow adalah diagram berisi alur lengkap yang dilalui pengguna untuk menyelesaikan tugas tertentu. User flow berperan dalam menentukan halaman mana yang dilalui untuk menuntaskan tugas itu beserta urutannya, sehingga pelanggan mendapatkan pengalaman yang mulus dan tanpa hambatan. 

Sementara wireframe adalah tampilan visual berisi kerangka kerja yang menampilkan layout dasar dari sebuah aplikasi. Wireframe digunakan untuk mengeksplorasi berbagai pilihan desain dan menetapkan struktur dasar dari sebuah halaman sebelum objek visual dan konten lainnya ditambahkan.

Membuat Prototype dan Menjalankan User Testing

Setelah memetakan layout aplikasi, UX designer akan membuat prototype dan menjalankan user testing. Dalam hal ini, prototype adalah simulasi produk atau aplikasi yang digunakan untuk mengetes hasil desain aplikasi sebelum dikembangkan. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi isu yang muncul sebelum finalisasi pembuatan aplikasi. 

User testing dapat beberapa kali hingga desain aplikasi dapat dinyatakan tepat. Begitu desain aplikasi dianggap mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, maka maka pengembangan produk siap dilakukan.

Apa Saja Skill yang Perlu Dikuasai UX Designer?

Seorang UX designer handal perlu menguasai beberapa skill IT dan non-IT dalam menciptakan aplikasi yang bermanfaat dan mampu menjawab kebutuhan pengguna. Beberapa skill tersebut adalah: 

  • Wireframing: Kemampuan wireframing merupakan gambaran awal dari sebuah aplikasi. Wireframing bisa bersifat low fidelity (gambaran dasar) atau high fidelity (hampir mirip dengan produk akhir).
  • Prototyping: Prototype adalah sampel atau simulasi dari aplikasi akhir yang dipakai untuk menguji fungsi, keseluruhan navigasi, hingga mengumpulkan feedback sebelum pengembangan aplikasi dimulai. 
  • Information Architecture: Kemampuan membuat information architecture diperlukan untuk menyusun konten di dalam aplikasi secara terstruktur. Information architecture berfungsi sebagai pemandu bagi pengguna untuk mencari informasi yang dibutuhkan hingga menyelesaikan tindakan di aplikasi.
  • Coding: Meskipun tidak diharuskan menguasai coding, memiliki pemahaman dasar terkait coding akan bermanfaat untuk mempermudah komunikasi dengan developer.
  • Desain Visual: UX designer tidak hanya harus memastikan aplikasi berfungsi sebagaimana mestinya, tetapi juga menciptakan desain yang memanjakan mata. Desain tersebut tentunya harus sejalan dengan brand guideline dan prinsip desain yang sudah ditentukan.
  • UX Writing: Pemahaman terkait UX writing bertujuan agar konten atau copy yang ditampilkan pada aplikasi dapat dipahami oleh pengguna.
  • Sikap Empati: Sikap empati dan mampu menempatkan diri sebagai pengguna adalah kemampuan yang sangat penting untuk menciptakan pengalaman pengguna yang memuaskan di dalam aplikasi.
  • Pemikiran Kritis: Kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk mengevaluasi desain aplikasi yang sudah dibuat serta menganalisis feedback yang diterima, sehingga mampu meningkatkan kualitas aplikasi.

Ciptakan Pengalaman Pelanggan yang Menakjubkan Bersama IT Outsourcing PhinCon

Bagi Anda yang ingin memiliki aplikasi berkualitas untuk memenuhi kebutuhan bisnis, UX designer dari IT outsourcing PhinCon siap menjawab kebutuhan ini. UX designer dari PhinCon memungkinkan Anda untuk menghemat budget dengan tidak lagi mengeluarkan biaya untuk rekrutmen, penggajian, hingga pelatihan staf baru. Dengan UX designer PhinCon, Anda dapat mengalokasikan biaya untuk mendapatkan tenaga IT berpengalaman yang sudah terjamin kompetensinya. 

Bersama PhinCon, Anda tidak hanya menciptakan aplikasi yang berfungsi dengan baik, tetapi juga meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Untuk informasi lebih lanjut seputar UX designer dan IT outsourcing PhinCon, Anda dapat menghubungi email marketing@phintraco.com.

Editor: Cardila Ladini