Blog and News

07 August 2024 Muftia Parasati

UX Audit: Strategi Tingkatkan Pengalaman Pengguna

Pernahkah Anda merasa bingung saat memakai sebuah website atau aplikasi? Misal, Anda menemukan tombol dengan fungsi yang tidak jelas, sulit menemukan informasi yang penting, hingga proses yang terlalu berbelit di dalam aplikasi. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa pengalaman pengguna pada aplikasi atau website tersebut harus segera ditingkatkan. Untuk melakukannya, diperlukan proses UX audit untuk mengidentifikasi masalah pada aplikasi serta aspek untuk ditingkatkan.

Guna menciptakan pengalaman pengguna yang positif saat memakai aplikasi, diperlukan evaluasi menyeluruh pada aplikasi melalui audit. Dengan demikian, developer dan designer dapat merancang solusi untuk mempermudah pengguna dalam mencapai tujuan mereka. Kenali lebih lanjut tentang apa itu UX audit, alasan pentingnya proses ini, hingga tahap-tahapnya!

Apa yang Dimaksud dengan UX Audit?

UX audit atau user experience audit adalah evaluasi sistematis untuk melihat apakah aplikasi Anda mudah digunakan oleh pengguna. Proses ini melihat performa aplikasi Anda dari perspektif pengguna. Aspek-aspek yang diukur dalam proses audit ini mencakup kepuasan pengguna terkait penggunaan, aksesibilitas, desain interface, information architecture, hingga performa aplikasi. UX audit bisa dilakukan oleh UX Designer, Product Manager, atau melibatkan kolaborasi antar departemen.

UX audit berguna untuk mengidentifikasi masalah pada aplikasi yang berpotensi merusak pengalaman pengguna saat memakai aplikasi. Report dalam UX audit dapat berisi beberapa komponen seperti deskripsi proyek, metodologi, hasil evaluasi, hingga rekomendasi dan saran. 

Mengapa UX Audit Perlu Dilakukan?

Tujuan utama dari dilakukannya UX audit adalah untuk menguji kegunaan sebuah aplikasi dalam perspektif pengguna. Dengan mengevaluasi performa aplikasi secara sistematis, masalah pada aplikasi dapat segera ditemukan sebelum memicu masalah yang lebih besar atau membuat pengguna frustasi. Masalah ini dapat berkisar mulai dari navigasi yang tidak jelas, kesalahan penulisan, hingga fitur yang tidak bekerja dengan baik. 

Tidak hanya itu, proses audit juga penting untuk menemukan kekurangan dalam desain UX aplikasi yang sekiranya bisa diperbaiki atau ditingkatkan. Dengan demikian, developer dan perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pengguna saat memakai aplikasi maupun efektivitas pemakaian aplikasi.

Kegunaan proses audit membuatnya menjadi proses yang perlu dilakukan untuk kualitas aplikasi yang optimal. Proses audit bisa dilakukan di tahap apapun pada siklus pengembangan produk untuk menguji performa serta aspek yang bisa ditingkatkan. Audit bahkan bisa dilakukan setelah aplikasi diluncurkan, khususnya jika terjadi penurunan engagement pengguna atau komplain pengguna.

UX Audit vs Heuristic Evaluation, Apa Bedanya?

Baik UX audit maupun heuristic evaluation sama-sama berfokus pada evaluasi aplikasi untuk meningkatkan user experience (UX) aplikasi. Namun, keduanya memiliki beberapa perbedaan, khususnya pada lingkup evaluasi yang dilakukan.

UX audit mengevaluasi keseluruhan aspek UX aplikasi. Proses audit menyediakan pandangan menyeluruh tentang kekuatan dan kelemahan aplikasi di sepanjang aspek pengalaman pengguna. Hal ini dapat mencakup kegunaan, desain visual, information architecture, interaksi desain, respon fitur, aksesibilitas, hingga performa. Proses audit ini dapat melalui beberapa metode seperti user testing, data analysis, dan expert review. Evaluasi ini menyajikan analisis yang lebih mendalam untuk menemukan semua masalah kegunaan pada aplikasi serta peluang untuk peningkatan kualitas.

Sementara heuristic evaluation berfokus dalam evaluasi interface aplikasi berdasarkan prinsip heuristik yang sudah ditetapkan. Dibandingkan UX audit yang menyeluruh, heuristic evaluation menawarkan solusi yang lebih spesifik berdasarkan prinsip heuristik yang dipilih. Target dalam heuristic evaluation dapat spesifik pada bagian tertentu atau keseluruhan aplikasi, tergantung dari target evaluasi serta sumber daya yang ada. 

Bagaimana Cara Melaksanakan UX Audit?

Proses UX audit bisa dilakukan dengan efektif menggunakan tools serta mengikuti langkah yang tepat. Beberapa langkah untuk melaksanakan UX audit adalah:

Tentukan Target Bisnis 

Meskipun desain UX aplikasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna, langkah pertama yang perlu dilakukan dalam UX audit adalah menentukan target bisnis yang ingin diraih. Hal ini penting untuk mengarahkan rekomendasi audit agar sejalan dengan kebutuhan perusahaan. Misalnya, jika perusahaan ingin mempersingkat proses onboarding pelanggan, proses audit dapat berfokus pada evaluasi proses sign-up serta alur onboarding pada aplikasi. Penentuan target bisnis berguna untuk menetapkan lingkup audit. Misal, audit yang dilakukan berfokus pada keseluruhan aplikasi, fitur tertentu, atau proses tertentu dalam aplikasi.

Kumpulkan dan Analisis Data yang Ada

Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data terkait performa website serta masukan dari pengguna. Alat pelacak performa aplikasi seperti Google Analytics sangat penting untuk memberikan data akurat seputar perilaku pengguna, seperti misalnya waktu yang dihabiskan pada halaman tertentu, drop off points, jumlah sesi, atau jumlah klik. Data-data ini akan membantu auditor untuk memahami bagaimana pengguna berinteraksi dengan aplikasi Anda. 

Lakukan Heuristic Evaluation

Heuristik dalam evaluasi UX merujuk pada serangkaian prinsip yang dipakai untuk menguji kegunaan interface pengguna. Prinsip heuristik yang umum digunakan adalah 10 prinsip kegunaan heuristik milik Jakob Nielsen, yaitu:

  • Visibilitas status sistem
  • Kecocokan antara sistem dan dunia nyata
  • Kontrol dan kebebasan pengguna
  • Konsistensi dan standar
  • Pencegahan error
  • Pengenalan dibandingkan pengingatan kembali
  • Fleksibilitas dan efisiensi penggunaan
  • Desain estetik dan minimalis
  • Membantu pengguna mengenali, mendiagnosis, dan pulih dari error
  • Bantuan dan dokumentasi

Prinsip heuristik di atas perlu diikuti untuk membuat aplikasi lebih bersifat user-friendly. Pada proses ini, penting untuk melihat performa aplikasi dari sudut pandang pengguna seolah-olah Anda mencoba menyelesaikan pekerjaan yang akan memenuhi kebutuhan mereka. Tahap evaluasi heuristik akan membantu Anda menemukan masalah atau aspek yang perlu ditingkatkan selama audit berlangsung.

Buat Laporan Audit dan Berikan Saran

Setelah mengumpulkan data-data audit yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah membuat laporan audit desain UX. Data yang dikumpulkan akan dianalisis menjadi insight seputar bagaimana aplikasi digunakan serta bagaimana pengguna menemui masalah saat memakai aplikasi. Laporan perlu berisi masalah-masalah yang ditemukan selama proses audit beserta saran untuk memecahkan masalah tersebut. Saran dan rekomendasi di dalam laporan akan diurutkan berdasarkan dampak dan kelayakannya.

Apakah Pengguna Menyukai Aplikasi Anda? Ketahui Sekarang dengan Layanan UX Audit dari PhinCon!

Melalui UX audit, Anda dapat permasalahan yang mungkin terlewatkan sebelumnya. Jika dibiarkan lebih lama, masalah dapat berkembangn menjadi lebih besar dan memicu pengalaman pengguna yang buruk. Tanpa desain UX yang baik, pengguna berpotensi merasa frustasi hingga akan meninggalkan aplikasi Anda. Jadi, untuk memastikan UX aplikasi Anda tetap unggul, solusi UI/UX dari PhinCon dapat membantu meningkatkan performa aplikasi menjadi lebih optimal.

Tim UI/UX dari PhinCon merupakan tim profesional dan berpengalaman yang berpengalaman membuat berbagai jenis aplikasi, mulai dari super apps, medical services, telecommunication, financial & banking apps, insurance apps, hingga e-commerce. Tim kami tidak hanya mampu mengungkap kekurangan, tetapi juga memberikan rekomendasi perbaikan yang berdampak nyata.

Jangan biarkan pengalaman pengguna yang buruk menjadi penghalang dalam mencapai kesuksesan aplikasi Anda. Untuk informasi lebih lanjut seputar UX audit dan solusi UI/UX PhinCon, hubungi kami melalui email marketing@phintraco.com

Editor: Cardila Ladini