Blog and News

28 August 2024 Muftia Parasati

Moodboard: Alat Andal untuk Komunikasi Visual yang Efektif

Pada proses pembuatan desain aplikasi, menyampaikan ide atau konsep abstrak sering menjadi tantangan tersendiri, khususnya bagi para designer. Tidak jarang kata-kata saja tidak cukup untuk menyampaikan ide tersebut. Di sinilah peran moodboard dalam menyampaikan visualisasi ide atau konsep dalam bentuk kompilasi visual berisi gambar, palet warna, gaya teks, foto, video, dan lain sebagainya.

Penggabungan elemen seperti warna, gaya teks, hingga gambar membuat mood board mampu menciptakan “mood” atau suasana tertentu. Hal ini menjadikannya sebagai alat penting untuk menyampaikan visi desain kepada klien hingga rekan sesama tim. Dengan adanya mood board, proses penerjemahan ide-ide abstrak menjadi bentuk visual yang konkret menjadi lebih mudah. Kenali lebih lanjut tentang apa itu moodboard, fungsinya, serta proses pembuatannya dalam desain UI/UX!

Apa Itu Moodboard?

Pengertian moodboard artinya kompilasi elemen visual yang untuk mengkomunikasikan visi estetika dari proyek yang akan dikerjakan. Sebagai sebuah representasi visual, moodboard terdiri atas gambar, teks, warna, atau sampel objek yang disusun menjadi sebuah komposisi untuk memunculkan tema, gaya, atau konsep tertentu. Moodboard design biasanya dibuat di awal proses untuk menyampaikan ide dan konsep awal dari designer kepada klien atau stakeholder terkait. 

Apa Fungsi Moodboard bagi UI/UX Designer?

Mood board berfungsi penting dalam menentukan “mood” desain yang akan dibuat, khususnya pada desain UI/UX. Beberapa kegunaan moodboard bagi UI designer dan UX designer adalah:

Sebagai Sumber Inspirasi

Designer mengumpulkan berbagai inspirasi desain seperti gambar, foto, gaya teks, hingga palet warna ke dalam mood board untuk memunculkan mood atau estetika yang diinginkan pada desain aplikasi. Tidak hanya itu, mood board juga berfungsi sebagai dokumentasi atas riset yang sudah dilakukan, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai referensi selama proses pembuatan desain. Hal ini penting untuk menjaga konsistensi hasil desain agar selaras dengan konsep yang sudah ditentukan. 

Mengkomunikasikan Konsep Desain

Designer menggunakan mood board untuk menyampaikan konsep desain yang ingin dibuat kepada tim, klien, maupun stakeholder. Dengan demikian, semua pihak yang terlibat dapat memahami konsep desain yang akan dibuat tanpa harus terhambat istilah-istilah desain yang kompleks. Designer juga dapat mengurangi risiko miskomunikasi serta memastikan produk final memiliki desain yang berfokus pada pengguna.

Memudahkan Proses Eksplorasi Kreatif

Sebelum memasuki proses pembuatan desain yang lebih kompleks, designer dapat mencoba berbagai ide atau konsep kreatif baru dan menuangkannya dalam bentuk mood board. Dengan mengumpulkan berbagai elemen visual, designer dapat melihat bagaimana tiap elemen berinteraksi satu sama lain. Tidak hanya itu, designer dapat bereksperimen dengan beragam kombinasi untuk menemukan solusi visual yang paling merepresentasikan konsep atau tema desain.

Apa Saja Jenis Moodboard?

Secara umum, mood board terbagi menjadi dua jenis format utama, yaitu format fisik dan digital. Perbedaan antara dua contoh jenis moodboard ini adalah:

Moodboard Fisik

Jenis fisik memungkinkan interaksi langsung untuk merasakan tekstur atau material tertentu. Benda-benda yang digunakan untuk susunan mood board fisik dapat berupa foto, kertas dengan tekstur tertentu, hingga warna yang ditempel di papan. Jenis ini dapat memakai foam board, papan kardus, kertas, dan sebagainya. Metode ini memungkinkan designer untuk merasakan dan melihat secara langsung kombinasi elemen yang berbeda, sehingga dapat menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan intuitif.

Moodboard Digital

Beberapa jenis software seperti Figma serta platform seperti Pinterest dapat digunakan untuk menyusun berbagai elemen visual menjadi mood board dalam format digital. Jenis ini menawarkan kemudahan untuk mengedit dan membagikan hasil mood board kepada tim, klien, atau stakeholder terkait secara online. Mood board digital juga dapat menggunakan elemen digital seperti video, animasi, atau suara yang tidak bisa ditampilkan di moodboard fisik. 

Apa Bedanya Storyboard dan Moodboard?

Baik storyboard maupun mood board sama-sama merupakan media penyampaian ide yang penting dalam proses kreatif. Namun, keduanya memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda.

Storyboard merupakan representasi visual dari rangkaian peristiwa yang banyak digunakan dalam proses pembuatan film dan animasi. Tujuannya adalah untuk merencanakan dan memvisualisasikan narasi di dalam cerita. Komposisi storyboard terdiri atas rangkaian sketsa atau ilustrasi yang disusun dalam urutan tertentu yang menunjukkan alur berjalannya cerita.

Sementara mood board adalah kompilasi elemen visual untuk merepresentasikan keseluruhan estetika dan mood dari sebuah proyek. Tujuannya adalah untuk menyampaikan ide atau konsep desain kepada tim, klien, dan stakeholder. Komposisi mood board dapat berisi kompilasi gambar, teks, pola, palet warna, video, dan sebagainya.

Bagaimana Cara Membuat Moodboard untuk Desain UI/UX?

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pembuatan moodboard untuk desain UI/UX, yaitu:

Tentukan “Mood” dan Gaya untuk Moodboard

Mood board yang akan dibuat haruslah merepresentasikan sebuah “mood” atau suasana dari desain yang akan dibuat. Dalam hal ini, penting untuk melakukan brainstorming tentang suasana atau emosi apa yang perlu dimunculkan melalui moodboard. Misal, saat mendesain aplikasi tour and travel, designer perlu memunculkan emosi seperti tantangan, keseruan, hingga keceriaan di dalam moodboard-nya. 

Tentukan Elemen Visual yang Akan Dimasukkan

Langkah berikutnya setelah menentukan mood adalah mengumpulkan elemen yang akan dimasukkan ke dalam moodboard. Elemen yang dipilih dapat berupa foto, ilustrasi, video, gaya tulisan, palet warna, dan elemen lainnya berdasarkan mood atau emosi yang sudah ditentukan. Designer dapat mengelompokkan referensi yang sudah dikumpulkan menurut kategori, seperti misalnya kategori inspirasi warna, gambar, tipografi, dan sebagainya. Dari kumpulan referensi ini dapat dipilih elemen dari tiap kategori terbaik dalam merepresentasikan mood atau emosi.

Susun Komposisi Elemen Moodboard

Selanjutnya adalah menyusun komposisi elemen menjadi sebuah moodboard. Selama proses pembuatan, designer dapat bereksperimen dengan komposisi maupun layout penempatan elemen. Namun, penting untuk mengikuti prinsip hierarki visual agar komposisi moodboard terlihat menarik. Dalam prinsip ini, peletakan dan ukuran elemen tertentu dapat memperlihatkan tingkat kepentingan dari elemen tersebut. Teks berisi deskripsi singkat juga bisa disertakan untuk menjelaskan tiap elemen yang ada di moodboard.

Kumpulkan Feedback

Moodboard yang sudah selesai dibuat dapat ditunjukkan kepada pihak-pihak terkait, seperti misalnya klien atau anggota tim lainnya. Masukan dari klien atau anggota tim bisa digunakan untuk meningkatkan moodboard menjadi lebih baik lagi. Moodboard yang sudah diperbaiki dapat berlanjut ke tahap berikutnya, seperti wireframe atau prototype.

Wujudkan Visi Desain Menjadi Kenyataan dengan Solusi UI/UX dari PhinCon!

Moodboard merupakan langkah awal yang krusial dalam menciptakan desain produk digital yang memuaskan. Namun, untuk mewujudkan visi menjadi produk yang sukses, dibutuhkan lebih dari sekedar visual yang menarik. Tim UI/UX dari PhinCon dapat menjadi solusi dalam menciptakan produk digital yang sejalan dengan visi perusahaan.

Tim UI/UX dari PhinCon berpengalaman dalam merancang berbagai jenis aplikasi, mulai dari super apps, medical services, telco services, e-commerce, dan banyak lagi. Kami memahami pentingnya menggabungkan kebutuhan pengguna dengan tujuan bisnis. Melalui keahlian tim UI/UX PhinCon, produk digital Anda tidak hanya terlihat menarik, tetapi juga mampu memberikan pengalaman pengguna yang luar biasa.

Untuk informasi lebih lanjut seputar layanan UI/UX PhinCon, hubungi kami melalui email marketing@phintraco.com

Editor: Cardila Ladini