Blog and News
Empathy Map: Strategi Ampuh Memahami Perilaku Pengguna
Sebuah aplikasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pengguna. Untuk melakukannya, dibutuhkan pemahaman mendalam seputar pengguna yang akan memakai aplikasi, termasuk aspek yang mempengaruhi interaksi pengguna dengan aplikasi. Aspek tersebut dapat berupa perilaku dan perasaan pengguna. Di sinilah peran empathy map atau peta empati untuk memetakan apa yang dirasakan pengguna saat memakai sebuah aplikasi.
Kenali lebih lanjut tentang apa itu empathy map serta cara membuatnya untuk memahami pengguna Anda lebih dalam lagi.
Apa yang Dimaksud dengan Empathy Map?
Empathy map atau peta empati adalah gambaran visual yang menggambarkan sikap dan perilaku pengguna. Alat ini yang digunakan UX designer dan UI designer untuk memahami lebih jauh tentang kebutuhan dan keinginan pengguna saat memakai sebuah aplikasi. Peta ini memungkinkan designer untuk lebih berempati dengan pengguna serta membantu terciptanya user-centered design.
Apa Saja Komponen dalam Empathy Map?
Tampilan peta empati umumnya digambarkan dalam bentuk kuadran berisi empat komponen berbeda. Komponen ini berfokus pada aspek-aspek penting terkait pengalaman dan perilaku pengguna. Beberapa komponen tersebut adalah:
Say
Komponen Say berfokus pada pernyataan yang diungkapkan pengguna secara langsung, baik secara lisan maupun tertulis. Misal, dalam metode riset yang dilakukan, pengguna mengatakan, “Saya sudah tidak memakai aplikasi X karena pernah mendapat pengalaman buruk,” atau “Saya ingin aplikasi yang ringkas dengan tampilan minimalis,”.
Think
Selanjutnya adalah komponen Think, di mana designer memperhatikan apa yang sekiranya pengguna pikirkan terkait produk atau pengalaman saat memakainya. Komponen ini mirip dengan komponen Say, tetapi pengguna memilih untuk tidak mengatakannya secara langsung. Sebagai contoh, pengguna dapat memikirkan, “Apakah saya sudah melakukannya dengan benar?”, atau “Tampilannya terlihat aneh.”.
Feel
Komponen Feel menunjukkan kondisi emosional pengguna terkait produk atau pengalaman saat memakainya. Pada bagian ini, designer dapat membuat daftar emosi atau perasaan dan deskripsi singkat tentang alasan pengguna merasakan hal tersebut. Misalnya adalah perasaan tidak sabar dan kesal karena proses memuat halaman yang terlalu lama. Contoh lainnya adalah rasa kewalahan karena terlalu banyak informasi yang muncul.
Do
Berbagai tindakan, perilaku, dan sikap yang terlihat dari pengguna termasuk ke dalam komponen Do. Hal ini mencakup tindakan-tindakan yang dilakukan pengguna saat berinteraksi dengan aplikasi. Misal, pada aplikasi e-commerce, seorang pengguna mencari di toko-toko berbeda untuk membandingkan harga suatu produk.
Apa Fungsi Empathy Map dalam UI/UX Design?
Pembuatan empathy map sangat penting dalam proses desain UI/UX yang user-friendly. Beberapa contoh fungsi dari dari empathy map adalah:
Memahami Pengguna dengan Lebih Baik
Tujuan utama dari dibuatnya peta empati adalah untuk menggambarkan perilaku, pikiran, dan perasaan pengguna. Designer dapat memanfaatkan peta ini untuk mendalami kebutuhan dan ekspektasi pelanggan selama mendesain aplikasi, termasuk di antaranya motivasi, keinginan, dan pain points tersembunyi. Hasilnya, desain aplikasi yang dibuat dapat sejalan dengan apa yang dibutuhkan dan diharapkan pelanggan.
Memandu Pengambilan Keputusan Desain
Pengumpulan data untuk peta empati umumnya berasal dari metode riset yang melibatkan pengguna, seperti wawancara, survei, hingga observasi. Data yang ditampilkan dalam peta empati dapat memandu pengambilan keputusan desain aplikasi yang user-centric. Hal ini sangat penting untuk merancang aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Memfasilitasi Komunikasi dan Kolaborasi Efektif
Empathy map dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dan kolaborasi efektif antara designer, klien, maupun stakeholder lainnya. Peta ini memungkinkan semua pihak untuk memiliki pemahaman yang sama tentang pengalaman pengguna, sehingga menghindari risiko miskomunikasi tentang kebutuhan apa yang perlu diprioritaskan.
Bagaimana Cara Membangun Empathy Map?
Adapun langkah-langkah untuk membuat peta empati yang efektif adalah:
Tentukan Siapa Pengguna Aplikasi Anda
Langkah pertama adalah menetapkan siapa pengguna yang dituju. Dalam hal ini, Anda dapat menuliskan secara spesifik tentang demografi pengguna, karakteristik, kebutuhan atau keinginan mereka, hingga perilaku saat berinteraksi dengan aplikasi serupa. Misalnya, aplikasi e-wallet menargetkan kelompok pekerja berusia 23-35 tahun yang menginginkan kemudahan pembayaran digital tanpa proses yang rumit.
Kumpulkan Data Riset Pengguna
Data yang dikumpulkan dari user research dapat berasal dari metode seperti wawancara, focus group, kuisioner, riset online, dan lain sebagainya. Data-data tersebut harus mampu menunjukkan perasaan, perilaku, dan pikiran pengguna dengan lebih baik, sehingga bisa dimasukkan ke dalam empathy map.
Buat Empathy Map
Setelah semua data terkumpul, langkah berikutnya adalah menyusun data-data pengguna ke dalam empat komponen kuadran peta empati, yaitu Say, Think, Feel, Do. Gunakan alat seperti spidol dan papan tulis ataupun alat gambar digital untuk memetakan empat kuadran dengan jelas dan efektif.
Kumpulkan Feedback
Peta empati yang sudah dibuat dapat ditunjukkan kepada anggota tim lainnya untuk mendapatkan feedback. Selanjutnya, feedback tersebut digunakan untuk meningkatkan peta yang sudah dibuat, sehingga lebih efektif dalam merepresentasikan perilaku dan perasaan pengguna.
Apa Saja Kesalahan Umum dalam Membuat Empathy Map?
Beberapa kesalahan umum yang sering ditemui saat membuat empathy map adalah:
Bergantung Pada Asumsi
Salah satu kesalahan dalam membuat empathy map adalah berasumsi tentang apa yang pengguna pikirkan dan rasakan. Hal ini hanya akan menimbulkan insight yang tidak akurat karena tidak menggunakan data asli dari riset pengguna. Desain yang diciptakan dapat tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna yang sesungguhnya.
Mengabaikan Feedback Orang Lain
Meskipun sudah menggunakan data dari riset pengguna, Anda tetap memerlukan feedback dari anggota tim lain untuk meningkatkan kualitas empathy map. Feedback tersebut dapat memperluas perspektif seputar perilaku, perasaan, pikiran, hingga kebutuhan pengguna yang mungkin belum Anda ketahui sebelumnya.
Terlalu Umum atau Ambigu
Informasi yang terlalu umum atau ambigu dapat membuat empathy map kurang efektif dalam mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Misal, pengguna tidak hanya mengatakan ingin berhemat tetapi lebih spesifik dengan mengurangi makan di luar dan membawa bekal.
Tidak Memperbarui Empathy Map
Kebutuhan pengguna dapat berubah seiring berjalannya waktu. Maka dari itu, penting untuk selalu memperbarui empathy map secara berkala. Jika tidak diperbarui, insight perilaku pengguna dapat menjadi tidak akurat atau tidak relevan.
Dapatkan Desain UI/UX yang Sesuai Kebutuhan Bisnis Anda dengan PhinCon!
Melalui empathy map, designer dapat memahami pengguna dengan lebih baik serta menciptakan desain UI/UX yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Di sinilah peran PhinCon dengan solusi UI/UX untuk mewujudkan desain aplikasi impian Anda yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan serta harapan pengguna. Tim UI/UX kami adalah tenaga ahli dan berpengalaman dalam menciptakan berbagai jenis aplikasi, mulai dari super apps, telecommunication, medical services, keuangan dan perbankan, insurance, hingga e-commerce.
Jadi, tunggu apa lagi? Hubungi PhinCon melalui email marketing@phintraco.com untuk informasi lebih lanjut seputar layanan UI/UX.
Editor: Cardila Ladini